Dampak Kebijakan Moneter Terhadap Industri UMKM

Ray Farandy | 2023-14-12 17:15:41 | 4 months ago
article-sobat-pajak
Dampak Kebijakan Moneter Terhadap Industri UMKM

Jakarta - Salah satu instrumen perekonomian yang digunakan oleh pemerintah atau sebuah bank sentral adalah kebijakan moneter. Kebijakan moneter adalah tindakan yang diambil oleh otoritas moneter suatu negara untuk mengatur jumlah uang yang beredar di dalam perekonomian dan mempengaruhi tingkat bunga.

Kebijakan moneter memiliki dua tujuan utama yaitu memastikan stabilitas harga dan menjaga tingkat pengangguran yang rendah. Di Indonesia, kebijakan moneter dipegang oleh bank sentral yaitu Bank Indonesia.

Kebijakan moneter dapat bersifat ekspansif atau kontraktif. Kebijakan moneter ekspansif, juga dikenal sebagai kebijakan moneter yang longgar, adalah kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan jumlah uang yang beredar di dalam perekonomian dan menurunkan suku bunga.

Kebijakan moneter ekspansif biasanya diterapkan ketika perekonomian mengalami resesi atau ketika tingkat pengangguran tinggi. Kebijakan moneter kontraktif, juga dikenal sebagai kebijakan moneter yang ketat, adalah kebijakan yang bertujuan untuk mengurangi jumlah uang yang beredar di dalam perekonomian dan menaikkan suku bunga. Kebijakan moneter kontraktif biasanya diterapkan ketika perekonomian mengalami inflasi yang tinggi.

Kebijakan moneter sangat memengaruhi keberlangsungan bisnis Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Hal ini dikarenakan, pengaruhnya terhadap suku bunga, nilai tukar rupiah, ketersediaan kredit dan inflasi yang berujung pada biaya pinjaman, akses modal, daya saing dan biaya produksi UMKM. Berikut merupakan rincian aspek yang memengaruhi UMKM dari kebijakan moneter yang diterapkan.

  1. Suku Bunga

Salah satu cara kebijakan moneter memengaruhi industri UMKM adalah melalui suku bunga. Suku bunga adalah harga uang atau biaya untuk meminjam uang. Ketika suku bunga mengalami kenaikan, biaya pinjaman untuk UMKM juga akan naik. Hal ini dapat menyebabkan penurunan investasi dan ekspansi bisnis. Sebaliknya, ketika suku bunga turun, biaya pinjaman akan turun. Penurunan ini dapat mendorong investasi dan pertumbuhan bisnis. Maka dari itu, kebijakan moneter ini akan berdampak secara langsung terhadap UMKM.

  1. Likuiditas Pasar

Kebijakan moneter juga dapat memengaruhi lukuiditas pasar. Likuiditas pasar adalah kemampuan pasar untuk memfasilitasi transaksi jual beli tanpa memengaruhi harga pasar. Ketika likuiditas pasar tinggi, transaksi dapat dilakukan dengan mudah dan biaya transaksi rendah. Sebaliknya, ketika likuiditas pasar rendah, transaksi lebih sulit dilakukan dan biaya transaksi lebih tinggi. Kebijakan moneter yang meningkatkan likuiditas pasar, seperti operasi pasar terbuka yang membeli surat berharga pemerintah, dapat membantu UMKM dengan meningkatkan akses terhadap kredit dan menurunkan biaya transaksi.

  1. Akses Terhadap Kredit

Akses terhadap kredit adalah faktor penting untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup UMKM. UMKM sering kali membutuhkan pinjaman untuk membiayai investasi, memperluas bisnis, atau mengatasi masalah arus kas. Kebijakan moneter yang meningkatkan akses terhadap kredit, seperti menurunkan suku bunga acuan atau menurunkan persyaratan cadangan bank, dapat membantu UMKM dengan menyediakan modal yang lebih murah dan lebih mudah diakses. Sebaliknya, kebijakan moneter yang membatasi akses terhadap kredit, seperti menaikkan suku bunga acuan atau menaikkan persyaratan cadangan bank, dapat membatasi pertumbuhan dan ekspansi bisnis UMKM.

  1. Nilai Tukar Rupiah

Kebijakan moneter juga dapat mempengaruhi nilai tukar mata uang, yang dapat memiliki dampak signifikan terhadap UMKM yang terlibat dalam perdagangan internasional. Ketika nilai tukar rupiah meningkat, ekspor menjadi lebih mahal bagi negara-negara lain, sementara impor menjadi lebih murah. Sebaliknya, ketika nilai tukar rupiah menurun, ekspor menjadi lebih murah bagi negara-negara lain, sementara impor menjadi lebih mahal. Oleh karena itu, perubahan nilai tukar mata uang dapat mempengaruhi daya saing UMKM di pasar internasional dan mempengaruhi keputusan ekspor dan impor mereka.

  1. Inflasi

Kebijakan moneter juga dapat mempengaruhi tingkat inflasi, yang merupakan kenaikan harga barang dan jasa dalam perekonomian. Inflasi yang tinggi dapat menurunkan daya beli konsumen dan mempengaruhi permintaan produk dan jasa UMKM. Selain itu, inflasi yang tinggi juga dapat meningkatkan biaya produksi bagi UMKM, karena harga bahan baku dan tenaga kerja cenderung naik. Oleh karena itu, kebijakan moneter yang berhasil mengendalikan tingkat inflasi dapat membantu menjaga stabilitas harga dan mendukung pertumbuhan dan kelangsungan hidup UMKM.

  1. Kestabilan Ekonomi

Kebijakan moneter yang berhasil dalam mencapai stabilitas harga dan tingkat pengangguran yang rendah dapat menciptakan lingkungan ekonomi yang lebih stabil dan kondusif bagi pertumbuhan UMKM. Kestabilan ekonomi dapat meningkatkan kepercayaan konsumen dan investor, yang dapat mendorong konsumsi dan investasi dalam perekonomian. Kestabilan ekonomi juga dapat mengurangi ketidakpastian dan risiko bagi UMKM, memungkinkan mereka untuk merencanakan dan menginvestasikan sumber daya mereka secara lebih efisien.

Bedasarkan data di atas, dapat kita simpulkan dampak kebijakan moneter terhadap UMKM dapat bervariasi tergantung dari beberapa faktor seperti situasi ekonomi, jenis kebijakan yang diterapkan, dan sektor bisnis UMKM itu sendiri. Bank Indonesia selaku bank sentral juga berusaha untuk menjaga inflasi tetap rendah serta pertumbuhan ekonomi yang stabil.

Article is not found
Article is not found